Kamis, 04 Maret 2010

tugas penjaskes

TUGAS PENJAS ORKES

ARTIKEL

ATLETIK NOMOR LEMPAR


Disusun oleh:

Sri Puji Mulyani

(XI IPS 1/27)

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 SLEMAN

JL. MAGELANG KM.14.4 MEDARI SLEMAN YOGYAKARTA

2009

LEMPAR CAKRAM

* Teknik dasar dalam lempar cakram

Untuk dapat memperoleh hasil lemparan yang baik dan dapat melempar dengan sejauh mungkin maka pelempar harus melempar cakram dengan kecepatan dan tenaga yang maksimal serta ketepatan dalam mengambil sudut lemparan yang baik yaitu kurang lebih 450. untuk dapat melakukan lemparan dengan baik maka pelempar juga harus menguasai teknik dasar dalam lempar cakram, yaitu:

1. Teknik memegang cakram

Teknik memegang cakram merupakan persyaratan utama untuk dapat melakukan lemparan dengan baik.

Cara memegang cakram adalah:

Pada saat akan melempar cakram, terlebih dahulu cakram diletakkan di telapak tangan kiri menghadap ke atas. Telapak tangan diletakkan menelungkup diatas cakram. Keempat jari harus memegang dengan rileks. Ruas-ruas jari kedua dari jari, telunjuk ruas pertama jari kelingking menekan pinggir cakram.setelah itu cakram dapat dipegang dengan sempurna dengan tangan.

2. Teknik melempar cakram

Setelah posisi ayunan pendahuluan dapat dikuasai dengan baik, maka gerakan selanjutnya adalah melempar cakram. Melempar cakram harus dilakukan dengan kuat ke arah sasaran dan lemparan cakram harus berputar searah dengan jarum jam.

3. Teknik ayunan tangan pada saat melempar

Gerak lenting tangan pada saat melempar merupakan gerak yang dilakukan setelah putaran terakhir dari gerak awalan memutar dengan posisi kaki kiri didepan dan kaki kanan di belakang, yaitu gerak mengayun cakram ke depan, ke atas hingga cakram lepas dari tangan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar dapat melakukan gerakan ini dengan benar :

a. Posisi tangan kanan pelempar lurus ke samping

b. Tangan kanan diayunkan serong ke atas 450 ke arah lemparan

c. Gerakan lemparan didukung dengan gerakan kaki dan gerakan pinggul/punggung

d. Putaran cakram searah dengan jarum jam

e. Pandangan pelempar ke arah lemparan

4. Gaya lempar cakram awalan memutar (gaya belakang/gaya mundur)

Gaya lempar cakram awalan memutar dan juga disebut awalan mundur dengan satu setengah putaran dinyatakan sebagai gaya yang paling efektif. Cara melakukan lempar cakram awalan memutar tidak jauh berbeda dengan lempar cakram awalan menyamping. Hanya saja dengan sikap membelakangi arah lemparan, ini nerarti gerakan awalan dilakukan 1,5 putaran. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam gaya ini adalah :

a. Sebelum kaki kanan dilangkahkan atau sebelum gerakan berputar dimulai, hendaknya tumit kaki kiri agak diangkat dan digeser kedepan dengan disertai pula pandangan mulai ke arah kiri belakang agak ke bawah. Hal ini merupakan kunci pertama agar putaran badan dapat berjalan dengan lancar.

b. Sikap badan selama putaran berlangsung harus agak condong ke depan.

5. Gerak lanjutan/ikutan (Follow Through)

Gerak lanjutan adalah gerak yang dilakukan setelah cakram lepas dari tangan dengan cara menggantikan posisi kaki kiri yang ada de depan kaki kanan dan gantungkan kaki kiri di belakang kaki kanan secara rileks. Apabila cakram sudah dapat dilemparkan maka harus diikuti dengan melangkah kaki kanan ke depan, tetapi badan tidak boleh sampai terbawa atau jatuh di luar lingkaran lapangan. Gerkan ini disebut gerak ikutan atau follow through. Fungsi dari gerk ikutan ini adalah :

- untuk menjaga keseimbangan badan agar tidak jatuh ke depan

- menyelaraskan kecepatan gerak badan setelah melempar

- menyelaraskan gerakan setelah melempar

setelah mengetahui tentang teknik-teknik melakukan lempar cakram, maka yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah peraturan-peraturan lempar cakram. Peraturan tersebut adalah :

1. Lapangan lempar cakram

Lapangan berbentuk lingkaran dengan diameter 2,5 meter serta garis batas lemparan harus meninggalkan lingkaran di sebelah kiri dan kanan 75cm.

2. Cakram

Bentuk cakram adalah bulat dan pipih dan terbuat dari bahan besi. Berat cakram disesuaikan dengan masing-masing kelompok, yaitu :

a. kelompok dewasa/senior putra : 2kg

b. kelompok dewasa/senior putri : 1,5kg

c. kelompok remaja/yunior putra : 1kg

d. kelompok remaja/yunior putri : 1kg

3. Peralatan yang dibutuhkan

a. cakram

b. bendera sebagai tanda lemparan

c. meteran gulung untuk mengukur jauhnya lemparan

4. Peraturan lemparan

a. pelempar dilarang menginjak atau menyebtuh garis

b. pelempar tidak boleh meninggalkan lingkaran sebelum cakram jatuh

c. lemparan dianggap sah apabila cakram jatuh pada sektor lemparan

d. pelempar tidak keluar lapangan atau melewati garis pelempar yang terdapat di sebelah kiri dan kanan lapangan

e. setiap pelempar diberi kesempatan melempar sebanyak 3 kali jika jumlah peserta 8 orang tetapi jika jumlah peserta kurang dari 8 orang maka setiap peserta berhak melempar sebanyak 6 kali.

TOLAK PELURU

Tolak peluru (short put) ,erupakan salah satu cabang olahraga atletik. Dalam tolak peluru dikenal ada dua macam gaya yang sering digunakan, yaitu : gaya lama atau menyamping (ortodoks) dan gaya baru atau membelakangi (o’briens). Yang akan dibahas adalah tolak peluru awalan membelakang (o’briens), nama o’briens diambil dari nama Parry O’Briens yaitu orang yang pertama kali melakukannya. Untuk dapat melakukan tolak peluru dengan baik dan benar ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai yaitu :

1. Cara memegang peluru

Cara memegang peluru ada tiga macam yaitu :

a. Jari-jari tangan agak renggang, kemudian ibu jari kelingking ditekuk berada disamping peluru, sehingga membantu agar peluru tidak mudah bergeser dari tempatnya. Untuk menggunakan cara ini penolak peluru harus memiliki jari-jari yang kuat dan panjang.

b. Jari-jari tangan agak rapat, ibu jari disamping kemudian jari kelingking berada di samping belakang peluru. Jari kelingking mempunyai fungsiuntuk menahan jangan sampai peluru bergerak dan juga dapat membantu menekan pada waktu peluru ditolakkan. Cara ini adalah cara pemegangan yang paling sering digunakan.

c. Jari-jari tangan seperti pada cara di atas tetapi agak lebih renggang. Kelingking dibelakang peluru sehingga dapat ikut menolak. Ibu jari mempunyai fungsi untuk menahan agar peluru tidak bergerak ke samping. Cara pemegangan seperti ini biasanya dilakukan bagi mereka yang tangannya agak kecil dan jari-jarinya pendek.

2. Cara meletakkan peluru di leher

a. letakkan peluru pada pangkal leher atau bagian diatas bahu sedikit

b. peluru bagian atas menempel pada dagu

c. peluru pada bagian bawah yaitu antara ibu jari dan jari telinjuk sedikit melekat pada tulang selangka.

3. Teknik gerakan tolak peluru gaya o’brien

a. gerak permulaan

Atlet mengambil posisi dengan punggung membelakangi arah daerah lemparan dan berat badan berada di atas tungkai kanan. Sambil merendahkan badan, angkatlah tumit dari tungkai penopang, sementara tungkai belakang diangkat sedikit ke belakang atas. Selanjutnya tekuklah segera tungkai penopang hingga kedua tungkai tertekuk dan posisi badan menjadi lebih rendah dan membungkuk ke depan.

b. Gerak tolakan

Bahu dan lengan kanan mendorong peluru ke depan dan bahu kiri meneruskan gerakannya ke depan sejauh mungkin. Tolakan diselesaikan ketika bertumpu di tungkai kiri yang dalam keadaan lurus sambil tangan memberi dorongan terakhir. Pada saat ini pelempar menghentikan laju badan ke depan melalui pergantian kaki, tungkai kiri bergerak ke belakang dan tungkai kanan bergerak ke depan, berat badan dipindahkan ke tungkai kanan dan badan diturunkan ke arah bawah.

c. Gerak meluncur

Luncurkan tungkai kanan dengan cara menolak atau menghentakkan telapak kaki dan tumit ke lantai dan bersamaan dengan gerakan ini, tungkai ditendangkan dengan kuat ke arah balok stop. Gerakan persendian di atas dapat mempertahankan keseimbangan tubuh yang menandai suatu luncuran kaki kanan meninggalkan lantai, dan dengan cepat ditarik ke posisi bawah badan, tepat di titik pusat lingkaran sambil tungkai kiri hampir serentak menjangkau lantai dekat ke arah balok stop dan sedikit ke arah kiri garis lemparan. Kedua kaki mendarat dengan telapak kaki sementara badan tetap membungkuk sambil kedua bahu dan kepala tetap menghadap (membelakangi arah lemparan) dan titik berat badandipusatkan di tungkai kanan.

d. Gerak akhir

dimulai dengan pemutaran kaki kanandan lutut ke depan dan dilanjutkan dengan penelusuran kedua tungkai. Pinggul digeser menyamping berat badan diantara dua kaki. Bahu kiri dibuka ke depan dan bahu kanan diangkat dan diputar ke kiri, badan dibawa ke atas sedikit membusur dan gerakan ini didahului dengan gerakan bagian bawah badan.

Bermain tolak peluru dengan peraturan yang dimodifikasi

1. peserta masuk dan keluar lingkaran harus melewati belakang garis tengah.

2. peserta tolak peluru boleh melakukan lemparan/tolakan percobaan maksimal 2 kali.

3. peluru harus jatuh pertama kali di dalam sektor tolakan.

4. peluru harus ditolak dengan satu tangan.

5. setelah menolak tidak boleh menyentuh bagian atas balok pertahanan dan tanah di luar lingkaran.

6. jika peserta tolak peluru 8 orang atau kurang, maka stiap peserta diberikan kesempatan menolak 6 kalitetapi jika peserta lebih dari 8 orang, maka setiap peserta diberi kesempatan menolak 3 kali.

7. berat peluru untuk putra adalah 7,257 kg sedangkan untuk putri adalah 4 kg.

Lapangan Tolak Peluru

LEMPAR LEMBING

Lempar lembing merupakan olahraga perorangan yang termasuk nomor lempar dalam atletik. Tujuan melakukan lomba lempar lembing adalah dapat melakukan lemparan sejauh-jauhnya. Agar dapat melakukan lemparan dengan benar dan menghasilkan lemparan yang sejauh mungkin maka harus menguasai teknik-teknik dasarnya terlebih dahulu. Lembing dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

1. bagian utama dilapisi benda keras dan lancip disebut mata lembing.

2. bagian tengah dengan tali pegangan disebut badan lembing.

3. bagian pangkal atau belakang lembing disebut ekor lembing.

1. Ukuran lembing

No

Atlet

Panjang

Berat

Lilitan

1

Putra

260cm-270cm

700gram-800gram

15cm-16cm

2

Putri

220cm-230cm

600gram

14cm-15cm

2. Gaya Melempar

Untuk melakukan suatu lemparan diperlikan gaya, yang dimaksud dengan gaya adalah sikap atlet dalam melakukan lemparan. Dalam lempar lembing dikenal dua macam gaya melempar, yaitu :

1. gaya menyamping (Hopstep)

2. gaya langkah silang (cross step)

Teknik Dasar Lempar Lembing

Untuk melakukan mendapatkan suatu lemparan yang benar, atlet diharapkan dapat menguasai teknik-teknik dasar dengan sempurna dan melakukan gerakan dengan benar. Berikut adalah teknik-teknik dasar dalam lempar lembing :

1. cara memegang lembing

a. cara Amerika

lembing dipegang antara jari telunjuk dan ibu jari yang berada tepat di belakang lilitan tali pegangan lembing.

b. cara Finlandia

lembing di pegang antara jari tengah dan ibu jari yang berada tepat pada belakang lilitan tali pegangan lembing. Sementara itu, letak jari telunjuk lurus kea rah belakang di bawah lembing.

c. cara pegangan tang

lembing dipegang dengan telunjuk dan jari tengah menjepit lembing tepat dibelakang pegangan (lilitan).

Pelempar lembing bebas memilih cara memegang lembing mana yang dianggap paling mudah dan menguntungkan baginya untuk melakukan lemparan dengan hasil terbaik.

2. cara membawa lembing

membawa lembing adalah cara membawa dimulai saat mengambil awalan sampai saat akan melempar.

a. tangan pembawa lembing lurus ke belakang serong ke bawah, lembing dipegang di sampingbadan segaris dan menempel pada lengan sedangkan ujung lembing di samping dada.

b. Tangan pembawa lembing ditekuk 900 , lembing dipegang setinggi telinga dan tepat di atas bahu. Posisi lembing bias horizontal, serong ke atas atau bawah.

c. Tangan pembawa lembing diangkat sedikit lebih tinggi dari kepala. Posisi lembing mendatar atau serong.

3. langkah silang (cross step) sebelum melempar

langkah silang merupakan gaya lempar lembing yang sering digunakan oleh atlet pelempar lembing. Gaya cross step ini berasal dari Finlandia sehingga banyak yang menyebut dengan lempar lembing gaya Finlandia. Cara lempar lembing gaya Finlandia adalah sebagai berikut, setelah langkah awalan terakhir lakukan langkah silang :

a. langkahkan kaki kanan ke depan menyilang kaki kiri. Bersamaan itu tangan kanan memegang lembing kemudian turunkan dan serong ke bawah.

b. Langkahkan kaki kiri ke depan dengan tetap mempertahankan sikap tangan kanan

c. Lankahkan kaki kanan ke depan menyilang kaki kiri.

d. Lankahkan kaki kiri ke depan selebar mingkin saat telapak kaki tepat menginjak tanah, putar pinggan ke depan bersamaan tangan kanan ditarik ke depan atas.

4. lentingan badan dan tangan saat melempar

cara melakukannya adalah :

a. sikap terakhir langkah silang merupakan kelanjutan untuk lempar atau sikap melempar.

b. Jika pelempar menggunakan tangan kanan, kaki kanan di luruskan ke belakang, kaki kiri berada di depan dan lutut ditekuk.

c. Siku tangan pembawa lembing ditekuk dan diteruskan memutar badan secara cepat untuk memperoleh lemparan yang baik dan sejauh-jauhnya.

d. Bersamaan dengan memutar badan ke arah sektor lemparan, lembing dilemparkan dengan cepat.

5. sikap akhir setelah melempar

Gerak ikutan atau follow through dilakukan dengn cara :

a. sikap badan menghadap ke arah lemparan lembing, kaki kanan jatuh ke depan mengganti posisi kiri.

b. Kaki kiri ke belakang menjaga keseimbangan sedangkan tubuh condong ke depan.

Melakukan gerak ikutan dalam lempar lembing bertujuan untuk :

a. membantu kekuatan lemparan.

b. Menjaga keseimbangan agar badan tidak melalui garis batas.

Lapangan Lempar Lembing

­

6 komentar: